بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَٰلَمِينَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ عَلَىٰ أَشْرَفِ خَلْقِ
اللّهِ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُحَدِّثُكُمْ فِي هَذَا اليَوْمِ عَنْ قُدْرَةِ الصَّوْمِ
وَتَأْثِيرِهِ فِي حَيَاتِنَا، وَكَيْفَ نُحَقِّقُ فَرَحًا وَسَعَادَةً بِالصَّوْمِ
الِّذِي نُؤَدِّيْهِ لِلَّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ بِإِخْلَاصٍ وَرَغْبَةٍ فِي مَرْضَاتِهِ.
Isi Kultum:
Puasa adalah salah satu ibadah yang sangat agung dalam
Islam, yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada umat-Nya. Dalam bulan Ramadhan,
setiap Muslim yang baligh dan berakal diwajibkan untuk berpuasa dari fajar
hingga matahari terbenam. Namun, ada suatu hal yang lebih penting daripada
sekadar menahan lapar dan dahaga, yaitu keikhlasan dalam berpuasa.
1. Puasa yang Ikhlas:
Puasa yang ikhlas adalah puasa yang dilakukan hanya untuk
mendapatkan ridha Allah SWT, bukan untuk mencari pujian dari orang lain ataupun
hanya sekedar melaksanakan kewajiban. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ
كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
(QS. Al-Baqarah [2]: 183)
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu
bertakwa."
Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan utama puasa adalah untuk
mencapai takwa. Takwa hanya bisa dicapai dengan ikhlas, yaitu menjalankan
ibadah hanya karena Allah, tanpa mengharapkan balasan atau pujian dari manusia.
Dengan begitu, puasa yang ikhlas akan membawa kita lebih dekat kepada Allah.
2. Meraih Kegembiraan dengan Puasa yang Ikhlas:
Puasa yang dilakukan dengan ikhlas akan membawa kegembiraan
yang luar biasa. Bukan hanya kegembiraan duniawi, tetapi juga kegembiraan batin
yang datang dari kedekatan kita dengan Allah. Rasulullah SAW bersabda:
"لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِندَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ
عِندَ لِقَاءِ رَبِّهِ."
(HR. Bukhari dan Muslim)
"Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan,
kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu dengan Rabbnya."
Hadis ini mengajarkan kita bahwa ada kebahagiaan yang akan
kita rasakan ketika berbuka puasa setelah menahan lapar dan dahaga seharian.
Namun, kebahagiaan yang lebih besar adalah ketika kita bertemu dengan Allah,
yang menghargai setiap amal ibadah kita, termasuk puasa yang dilakukan dengan
penuh keikhlasan.
3. Ikhlas dalam Berpuasa dan Dampaknya:
Keikhlasan dalam puasa akan mendatangkan ketenangan jiwa,
jauh dari rasa cemas dan gelisah, karena kita yakin bahwa segala amalan yang
kita lakukan semata-mata untuk meraih keridhaan Allah. Dalam Al-Qur'an, Allah
juga mengingatkan kita bahwa amalan yang dilakukan dengan ikhlas akan
mendapatkan pahala yang berlipat:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
(QS. Az-Zumar [39]: 10)
"Sesungguhnya orang-orang yang sabar akan diberikan
pahala mereka tanpa batas."
Puasa adalah bentuk kesabaran yang sangat besar. Dengan
kesabaran, kita menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dan godaan
duniawi lainnya. Allah SWT menjanjikan pahala yang besar bagi orang yang sabar,
termasuk orang yang berpuasa dengan penuh keikhlasan.
Penutupan:
Mari kita berusaha untuk berpuasa dengan niat yang ikhlas,
menjauhkan diri dari riya (ingin dilihat oleh orang lain), dan menjalankan
puasa dengan penuh kesadaran akan tujuan utama kita, yaitu mendapatkan ridha
Allah SWT. Semoga puasa kita di bulan Ramadhan, atau di hari-hari lainnya,
membawa kegembiraan yang hakiki, baik di dunia maupun di akhirat.
أقول قولي هذا، وَأَسْتَغْفِرُ اللّهَ لِي وَلَكُمْ فَاستَغْفِرُوهُ
إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ.
0Comments