Kultum:
Ramadhan – Momen Mengendalikan Emosi dan Hawa Nafsu
مُقَدِّمَةٌ
(Mukadimah)
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ ٱلْعَالَمِينَ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ
مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا
مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا
اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ،
أَمَّا بَعْدُ
Hadirin
yang dirahmati Allah,
Marilah kita
senantiasa bersyukur kepada Allah ﷻ atas segala nikmat yang telah diberikan
kepada kita, terutama nikmat iman, Islam, dan kesempatan untuk kembali bertemu
dengan bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini adalah
kesempatan terbaik bagi kita untuk melatih diri dalam mengendalikan emosi
dan hawa nafsu.
Puasa
sebagai Latihan Menahan Emosi dan Nafsu
Allah ﷻ
berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Wahai
orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Dari ayat
ini, kita memahami bahwa tujuan utama puasa adalah membentuk ketakwaan,
termasuk dalam hal mengendalikan emosi dan hawa nafsu.
Selain itu,
Rasulullah ﷺ bersabda:
وَالصِّيَامُ
جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ، فَإِنْ
سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ
"Puasa
adalah perisai. Maka, apabila salah seorang di antara kalian berpuasa,
janganlah berkata kotor dan jangan berteriak-teriak. Jika ada orang yang
mencacinya atau mengajaknya berkelahi, maka hendaklah ia berkata: 'Sesungguhnya
aku sedang berpuasa'." (HR. Bukhari & Muslim)
Hadits ini
mengajarkan bahwa puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi
juga menahan diri dari amarah dan perkataan buruk.
Cara
Mengendalikan Emosi dan Hawa Nafsu di Bulan Ramadhan
Agar puasa
kita tidak sia-sia dan benar-benar menjadi sarana pengendalian diri, ada
beberapa hal yang bisa kita lakukan:
1.
Menjaga Lisan dan Perbuatan
Rasulullah ﷺ
bersabda:
مَنْ لَمْ
يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ
طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
"Barang
siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan keji, maka Allah
tidak butuh terhadap puasanya yang hanya sekadar meninggalkan makan dan
minum." (HR.
Bukhari)
Hadits ini
menegaskan bahwa puasa harus disertai dengan pengendalian lisan dari
perkataan yang buruk, seperti berbohong, bergunjing, atau mencaci maki.
2.
Bersabar dalam Menghadapi Ujian dan Gangguan
Di bulan
Ramadhan, sering kali kita diuji dengan hal-hal yang memancing emosi, seperti
kemacetan saat pulang kerja menjelang berbuka, rasa lelah, atau perkataan orang
lain yang menyakitkan. Dalam kondisi seperti ini, kita dianjurkan untuk bersabar
dan menahan amarah.
Allah ﷻ
berfirman:
وَالْكَاظِمِينَ
الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
"Dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah
mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali 'Imran: 134)
Maka, ketika
ada yang memancing emosi kita, ingatlah bahwa menahan marah adalah salah
satu bentuk ibadah yang dicintai Allah.
3.
Memperbanyak Dzikir dan Doa
Dzikir dan
doa adalah cara terbaik untuk menenangkan hati dan mengendalikan emosi.
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَلَا بِذِكْرِ
اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"Ketahuilah,
hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang." (QS. Ar-Ra’d: 28)
Oleh karena
itu, mari kita isi waktu Ramadhan dengan memperbanyak dzikir, istighfar, dan
membaca Al-Qur’an agar hati kita selalu tenang dan jauh dari amarah.
4.
Meningkatkan Kesabaran dan Keikhlasan
Sabar adalah
kunci dalam mengendalikan emosi dan hawa nafsu. Rasulullah ﷺ bersabda:
وَمَنْ يَتَصَبَّرْ
يُصَبِّرْهُ اللَّهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ
"Barang
siapa yang berusaha bersabar, maka Allah akan menjadikannya sabar. Tidak ada
pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran." (HR. Bukhari & Muslim)
Dengan
kesabaran, kita bisa menghadapi segala ujian di bulan Ramadhan dengan hati yang
lapang dan penuh keikhlasan.
Penutup
Hadirin yang
dirahmati Allah,
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah yang mengajarkan kita untuk mengendalikan
emosi dan hawa nafsu. Dengan menjaga lisan, bersabar dalam menghadapi
ujian, memperbanyak dzikir, serta meningkatkan keikhlasan, insyaAllah kita akan
mendapatkan puasa yang berkualitas dan mendekatkan diri kepada Allah.
Semoga Allah
ﷻ menjadikan kita semua hamba-hamba yang mampu mengendalikan diri dan
mendapatkan keberkahan di bulan suci ini. Aamiin ya Rabbal 'Alamiin.
وَاللَّهُ
أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ، وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
0Comments